JAKARTA ― Calon gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung mengatakan pembangunan infrastruktur, termasuk TransJabodetabek yang digagasnya, tak sekadar untuk mengurai kemacetan yang kerap membeli kota.
Lebih dari itu, terwujudnya sarana transportasi terintegrasi itu juga mampu memperkuat city branding Jakarta sebagai kota global.
Berdiskusi dengan komunitas anak muda yang tergabung dalam +Jakarta, Rabu (13/11) malam, Pramono menekankan pentingnya pembangunan infrastruktur transportasi umum di Jakarta yang digagasnya untuk melengkapi dan memperbaiki yang sudah ada.
Melalui konsep TransJabodetabek, misalnya, mantan sekretaris kabinet itu optimistis nantinya mampu memperluas integrasi transportasi publik, mengurangi kemacetan di Jakarta dan menambah nilai manfaat bagi masyarakat.
Disampaikannya, meski saat ini TransJakarta sudah terkoneksi hingga 86 persen dengan transportasi umum lain, tetapi hanya memiliki nilai manfaat sebesar 25 persen.
“Di Jakarta ini sudah 86 persen terkoneksi, tetapi dimanfaatkan baru 24-25 persen, terutama pagi hari dan sore hari ketika terjadi kemacetan di Jakarta,” jelasnya di kawasan Senayan, Jakarta.
Sementara jika melihat kota besar lainnya, seperti di Singapura manfaat transportasi umum bisa mencapai lebih dari 48 persen. Sehingga, Pramono menargetkan, manfaat TransJabodetabek bisa mencapai 35 persen.
“Jakarta kalau bisa di atas, katakanlah 35 persen, wah sudah bagus banget,” lanjutnya. (*)