Pramono Kenang Gus Dur dalam Tiga Peristiwa Penting

JAKARTA ― Gubernur Jakarta terpilih, Pramono Anung menghadiri haul ke-15 KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (21/12) malam. Dalam momen tersebut, Pramono pun mengenang sosok presiden ke-4 RI itu lewat tiga peristiwa penting yang pernah dilalui dalam perjalanan hidupnya.

“Tiga hal yang ingin saya sampaikan mengenai sosok Gus Dur, bukan karena saya nomor tiga. Tapi tiga hal,” kata Pramono Anung di hadapan para tamu undangan, dikutip dari Antara, Minggu (22/12).

Peristiwa pertama, ungkap dia, adalah ketika Megawati maju menjadi calon wakil presiden pada 1999. Menurut Pramono, majunya Megawati menjadi calon wakil presiden pada masa itu atas dasar perintah dari Gus Dur bersama Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Dalam hal ini, Pramono lalu mempersiapkan segala administrasi bagi majunya Megawati menjadi calon wakil presiden, sekaligus atas perintah suami Megawati yakni Taufiq Kiemas.

“Jadi apa yang disampaikan oleh mbak Khofifah pada waktu itu, saya ingin menyambungkan pasalnya bahwa itu benar sepenuhnya adalah arahan dan permintaan Presiden Abdurrahman Wahid pada waktu itu,” ungkapnya.

Kenangan kedua yang tidak juga bisa dilupakan Pramono Anung adalah ketika terjadi ketidakharmonisan antara Gus Dur dan Megawati. Pada masa itu, begitu sulit untuk mempertemukan keduanya di meja yang sama.

Pada akhirnya, Taufiq Kiemas meminta Pramono Anung yang pada saat itu menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-Perjuangan untuk mempertemukan Gus Dur dengan Megawati pada meja yang sama.

Gayung bersambut, Gus Dur juga menginginkan hal yang sama, yakni ingin bertemu dengan Megawati. Sehingga, keinginan Gus Dur untuk bertemu dengan Megawati langsung ia sampaikan kepada Megawati.

“Gus Dur menyampaikan, aku ingin ketemu mbakmu, mbak Mega. Pada waktu itu, kemudian saya ke ibu Megawati untuk menyampaikan keinginan Gus Dur untuk bertemu,” ucap Pramono.

Tidak berselang lama, Pramono menanyakan perihal keinginan perjumpaan tersebut kepada Gus Dur. Pada saat itu, Gus Dur ingin bertemu dengan Megawati untuk mencicipi nasi goreng buatan Megawati.

“Gus Dur ingin dimasakin nasi goreng, maka saya menyampaikan ke mbak Mega bahwa Gus Dur ingin dimasakin nasi goreng yang dimasak oleh mbak Mega sendiri. Dan saya menjadi saksi bahwa nasi goreng itu langsung dimasak oleh ibu di Kebagusan. Akhirnya bertemulah Gus Dur dengan Ibu Mega setelah sekian waktu Gus Dur tidak bertemu dengan ibu Mega,” kata dia.

Hal ketiga ketika Pramono hendak mencalonkan diri sebagai gubernur Jakarta. Dia diminta putri Gus Dur, Yenny Wahid dan orang yang tidak dia sebutkan namanya untuk berziarah ke makam Gus Dur di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

“Saya diajak masuk ke ruangan mbak Yenny, dipertemukan seseorang, saya tidak sebut namanya, yang tahu hanya saya dan mbak Yenny, dan orang ini mengatakan, mas harus pergi ziarah ke tempat Gus Dur. Jadi artinya, Gus Dur dengan berbagai cara tak lekang oleh waktu untuk membantu saya pribadi,” tuturnya. (*)

Tulisan Terkait