JAKARTA ― Belum usai publik dibuat marah atas ucapan Suswono tentang janda kaya nikahi pemuda miskin, kini Ridwan Kamil juga menyusul membuat pernyataan yang dinilai merendahkan janda dan kaum perempuan.
Ridwan Kamil-Suswono kebetulan menjadi pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur nomor urut 1 di pilkada Jakarta. Mereka diusung koalisi gemuk bernama Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus, yang beranggotakan 15 partai politik.
“Nanti janda-janda akan disantuni oleh pak Habiburrahman, akan diurus lahir batin oleh bang Ali Lubis, akan diberi sembako oleh bang Adnan, dan kalau cocok akan dinikahi oleh bang Rian. Tepuk tangan untuk wakil-wakil kita,” ujar Ridwan Kamil saat berkampanye bersama jajaran petinggi KIM Plus.
Dalam tayangan video kampanye yang menyebar luas di media sosial, sejumlah tokoh politik terlihat berdiri di belakang Ridwan Kamil. Selain anggota DPRD Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra, Ali Lubis, Ketua Komisi III DPR RI dari Partai Gerindra, Habiburokhman juga tampak hadir di sana.
Berdiri di atas panggung, sejumlah orang tampak tertawa dan bertepuk tangan saat mendengar pidato Ridwan Kamil itu.
Kontan ucapan mantan gubernur Jawa Barat tersebut memantik kemarahan publik. Dalam dua hari ini, warganet beramai-ramai mengecam Ridwan Kamil. Kecaman terhadap Suswono, kader PKS yang mendampingi Ridwan Kamil di pilkada Jakarta, juga kembali berhamburan.
Menurut Manager Program Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC), Saidiman Ahmad, pidato kampanye yang disampaikan Ridwan Kamil mengulang kembali praktik insensitif yang sebelumnya telah dilakukan koleganya, Suswono.
“Pernyataan ini sangat merendahkan dan melanggengkan stigma pada para perempuan. Tidak pantas pernyataan seperti ini keluar dari mulut seorang calon pejabat publik,” ujar Saidiman melalui akun X pribadinya, Jumat (22/11).
Dia juga sangat prihatin atas model kampanye semacam ini. Mestinya, kampanye dimaknai sebagai momen bagi calon pemimpin untuk mengemukakan janjinya kepada masyarakat.
“Apakah Habiburrahman, Ali Lubis, Adnan, dan Rian yang disebut dalam pidato itu memang masuk dalam skema pendanaan program kebijakan Ridwan Kamil ke depan? Rasanya tidak mungkin. Akan sangat aneh kalau program kebijakan pemerintahan provinsi ditanggung biayanya oleh individu,” lanjut Saidiman.
Dia pun menyebut tidak ada urusan pemerintah provinsi mengeluarkan program menikahkan orang yang disebut Ridwan Kamil dengan salah satu warga. “Dia bermain-main dengan janji politiknya,” tandasnya.
Pengamat politik Rocky Gerung juga menyampaikan kritikan serupa. Ia menyebut selorohan Ridwan Kamil itu semacam olok-olok dungu.
“Wah merendahkan perempuan, itulah kedunguan tertinggi dalam politik. Bagaimana mungkin pasangan Ridwan Kamil dan Suswono ingin memimpin Jakarta yang metropolis lalu datang dengan narasi yang sangat misoginis. Misoginis artinya membenci perempuan atau merendahkan perempuan,” kata Rocky dikutip dari kanal Youtube @RockyGerungOfficial, Jumat (22/11).
Masih menurut Rocky, peradaban tidak akan tumbuh jika sebagian dari kaum laki-laki menganggap remeh kaum perempuan.
Memantik kemarahan publik, sejumlah kelompok masyarakat masih terus menuntut aparat penegak hukum untuk memproses Suswono, yang dinilai telah menghina Nabi Muhammad. (*)