Survei PolMark: Pramono-Rano Karno 40,3 Persen, RK-Suswono 34,8 Persen

JAKARTA ― Elektabilitas pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno semakin tak terbendung. Dalam berbagai survei, pasangan ini terus mengungguli dua pasangan calon lainnya.

Berdasarkan hasil survei terbaru yang dirilis PolMark Indonsia, elektabilitas pasangan Pramono-Rano Karno mencapai 40,3 persen. Sedangkan, pasangan Ridwan Kamil (RK)-Suswono berada di angka 34,8 persen, dan pasangan Dharma Porengku-Kun Wardana 3,2 persen.

Sementara, berdasarkan survei yang dilakukan dilakukan terhadap 1.200 orang dengan metode wawancara tatap muka pada 7-15 November 2024 tersebut, sebanyak 21,7 persen responden masih merahasiakan pilihannya, tidak tahu, tidak menjawab.

“Margin of error survei ini adalah 2,9 persen pada selang kepercayaan 95 persen,” sebut rilis PolMark, Selasa (19/11).

Selain unggul dalam elektabilitas, pasangan Pramono-Rano Karno juga moncer dalam popularitas dan kesukaan (likeability). Dalam popularitas, persentase pasangan Pramono-Rano Karno mencapai 92,8 persen dan kesukaan 76,3 persen.

Ada pun popularitas pasangan RK-Suswono mencapai 91,2 persen dan kesukaan 66,3 persen. Sedangkan pasangan Dharma-Kun 40,3 persen dan 19,9 persen.

Berdasarkan survei PolMark, pasangan RK-Suswono mengalami penurunan sebesar 16,5 persen. Sebaliknya, pasangan Pramono-Rano mengalami kenaikan 9,2 persen. Dalam survei awal September lalu, elektabilitas pasangan RK-Suswono mencapai 51,3 persen dan pasangan Pramono-Rano Karno 31,1 persen.

“Jika kecenderungan penurunan elektabilitas Ridwan Kamil (RK)-Suswono dan kenaikan elektabilitas Pramono Anung-Rano Karno berlanjut, terbuka kemungkinan pilkada Jakarta berlangsung satu putaran,” kata PolMark.

Menurut PolMark, pasangan Pramono-Rano Karno berpotensi meraih suara di atas
50 persen pemilih pada 27 November 2024.

“Kemungkinan terjadinya pilkada satu putaran ini ikut terdukung oleh ‘tertahannya’ elektabilitas Dharma Pongrekun-Kun Wardana pada angka yang tidak signifikan,” jelas PolMark.

Meski masih terbuka kemungkinan pilkada Jakarta berlangsung dua putaran, namun PolMark menyebut kemungkinan itu sangat kecil. (*)

Tulisan Terkait