Pengamat Prediksi Pramono-Rano Karno Menang Satu Putaran

JAKARTA ― Pengamat komunikasi politik, Emrus Sihombing memprediksi pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung-Rano Karno bisa memenangkan pilkada dalam satu putaran.

Menurutnya, hal itu didasarkan pada elektabilitas keduanya yang terus meningkat, sedangkan pasangan lainnya cenderung stagnan.

“Hipotesa saya Pramono dan Rano akan memenangkan pilkada Jakarta. Saya melihat satu putaran karena calon lain elektabilitasnya tidak begitu meningkat, stagnan, bahkan bisa menurun,” kata Emrus Sihombing, Kamis (7/11).

Ia pun memperkirakan Pramono-Rano Karno bisa meraih suara lebih dari 50 persen. Sebab, saat ini berdasarkan hasil survei terbaru Litbang Kompas, elektabilitas Pramono-Rano sudah mencapai 38,3 persen. Tren elektabilitas tersebut masih memungkinkan naik sekitar 13 persen. Dengan demikian, pasangan ini mampu menang satu putaran karena bisa meraih suara 51 persen.

“Masyarakat Jakarta itu pemilih yang cerdas dan rasional. Cerdas bukan berarti harus berpendidikan tinggi. Tapi warga Jakarta terbiasa memperoleh dan bisa menyerap banyak informasi dari berbagai sumber yang mudah dijangkau. Hal ini berbeda dengan masyarakat Indonesia di daerah lainnya,” katanya.

Emrus juga mengatakan, elektabilitas Pramono-Rano Karno terus meningkat karena masyarakat menganggap program-program yang ditawarkannya lebih masuk akal dan bisa diwujudkan.

Selain itu, lanjutnya, komunikasi politik Pramono Anung cukup bagus, luwes serta bisa masuk ke semua kalangan dan golongan.

“Dia (Pramono) bisa membangun komunikasi dengan pihak mana pun di tengah, katakanlah, saat ada gangguan demokrasi. Dia bisa dekat dengan sumber-sumber elit, misalnya Jokowi dan Prabowo, juga dekat dengan bu Mega. Ia pun dekat dengan tokoh-tokoh lainnya,” tuturnya.

Masih menurut dia, Pramono merupakan sosok komunikator yang sangat baik, sangat persuasif dan sangat menghargai orang lain.

“Program-programnya juga menyentuh persoalan Jakarta dan rasional. Itulah yang membuat tokoh ini meningkat suaranya. Ini berarti komunikasi mas Pram bagus. Di elit oke, di masyarakat juga oke,” tandasnya.

Ia menerangkan, sejak dicalonkan hingga sekarang tren elektabilitas Pramono terus menanjak. Hal ini karena ia juga memiliki modal yang sangat krusial. Pramono tahu betul perannya dan bisa menempatkan diri pada situasi tertentu sehingga orang cenderung menyukainya.

Karena itu tak heran bila ada tokoh-tokoh yang sebetulnya tidak masuk dalam tim Pramono, tapi secara pribadi mendukung langkahnya di pilkada Jakarta.

“Saya kira politik di Indonesia sangat cair, jadi tidak tertutup kemungkinan tokoh-tokoh ini juga memberikan dukungan di belakang panggung,” terang Emrus. (*)

Tulisan Terkait